KONTROVERSI UJIAN NASIONAL 20 PAKET
Badan
Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) bersama kementrian pendidikan nasional
dan komisi X DPR memutuskan tahun 2013 tetap diadakannya Ujian Nasional dengan
menetapkan variasi baru yaitu 20 paket dalam satu ruangan. Dimana dalam satu
ruangan ditempati oleh 20 siswa. Jadi, satu ruangan 1 paket soal 1 orang. Pelaksanaan
Ujian Nasional akan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 dengan 6 mata
pelajaran yang di UN-kan , untuk program IPA yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia. Ujian Nasional ini diikuti
oleh seluruh siswa di Indonesia dari Sabang sampai Merauke khususnya jenjang
SD, SMP, dan SMA. Ujian Nasional merupakan ajang unjuk kemampuan sendiri. Dimana
tujuan dari Ujian Nasional itu adalah untuk mengukur kemampuan siswa di bidang
kognitif selama belajar dengan standar nasional. Soal Ujian Nasional itulah hasil belajar selama 3 tahun yang di evaluasi.
Menurut
pendapat Kementrian Pendidikan Nasional
bahwa, UN diperlukan untuk pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia dan
sebagai standar kelulusan. Adapun asumsi pemerintah yang menyatakan bahwa, Ujian Nasional akan mendorong
siswa dan guru bekerja lebih giat lagi sehingga bisa berprestasi ke jenjang
yang lebih baik.
Menurut pendapat saya Ujian Nasional hanya fokus pada
aspek hafalan (kognitif), mengabaikan aspek lain dan Ujian Nasional tidak layak
dipakai sebagai satu-satunya tolak ukur kelulusan siswa. Ujian Nasioanl tidak melatih siswa dapat berpikir kritis dan
logis. Belum lagi banyaknya praktik kecurangan yang justru didukung oleh guru ,
karena mereka mendapat tekanan dari pihak sekolah untuk meluluskan siswanya. Dengan terselenggaranya Ujian Nasional 20 paket ini
kita merasa dijadikan sebagai kelinci percobaan, kenapa demikian? karena
tersiar isu bahwa kalau tidak berhasilnya program pemerintah yang menetapkan
Ujian Nasional 20 paket ini akan kembali mempergunakan Ujian Nasional hanya
dengan 5 paket. Memang pada faktanya Ujian Nasional menimbulkan kontroversi,
bagaimana tidak? soal akhir Ujian Nasional tersebut bukanlah murni siswa yang
menjadi peserta Ujian. Jadi apalah gunanya Ujian Nasional jika pada akhirnya
kebohongan dan kecurangan adanya. Lebih baik tanpa Ujian Nasional tetapi dengan
hasil yang murni peserta ujian. Kita tahu sejauh mana kapasitas peserta ujian.
Tapi Ujian Nasional, tetaplah Ujian Nasional. Kita tidak bisa menghindar ,
meskipun pada akhirnya kebocoran jawaban yang kita terima.
Penyelenggaraan Ujian Nasional sudah menjadi momok menakutkan bagi
setiap siswa kelas tiga SMP maupun SMA. Beban yang dipikul pelajar jenjang
pendidikan pada kelas tiga ini sangat berat. Untuk mencapainya, kita harus
belajar dengan sangat keras. Ada yang menambah jam belajar, mengikuti les
tambahan, bahkan kursus private. Ini bagi mereka yang mampu membayar. Bagaimana
dengan yang tidak mampu? kesibukan menyiapkan diri menghadapi Ujian Nasional
ini menyebabkan siswa kehilangan waktu untuk istirahat dan bersosialisasi
dengan keluarga maupun lingkungan sekitarnya, sehingga siswa terkesan menjalani
hidup yang tidak wajar dan penuh tekanan. Ini tidak baik bagi perkembangan
emosional siswa yang bersangkutan.
Output dari Ujian Nasional sendiri dinilai
tidak mampu mewakili kualitas akademik / non akademik seorang siswa. Karena banyak
kasus siswa berprestasi yang tidak lulus Ujian Nasional. Sebaliknya, banyak
juga siswa yang tidak pandai secara akademik mendapatkan nilai yang baik saat Ujian
Nasional. Jika standar ini diterapkan terus, bagaimana dengan sekolah di desa
terpencil yang gurunya cuma tiga orang untuk melayani tiga kelas? Bagaimana
dengan sekolah yang tidak memiliki
sarana prasarana seperti laboraturium dan perpustakaan? Apakah mereka akan
mampu menjawab soal yang sama dengan anak-anak di ibukota yang jelas sekali
perbedaannya? tidak adanya pemerataan ini menyebabkan penerapan Ujian Nasional
tidak dapat meratakan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jadi, solusi pertama yang dapat saya berikan adalah jangan
grogi atau cemas saat menghadapi Ujian Nasional. Kedua, berdoalah kepada Tuhan
dan mohon restu kepada orang tua, karena di setiap keberhasilan ada
keikutsertaan Sang Pencipta didalamnya.
Berdoalah agar di beri kemudahan dalam menghadapi Ujian Nasional. Ketiga,
perbanyak latihan soal. Dengan berlatih mengerjakan soal akan membuat terbiasa
menghadapi beragam soal, selain itu sering berlatih penguasaan materi akan
semakin baik. Keempat, jadikanlah Ujian Nasional sebagai ajang untuk
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua tercinta. Keenam, belajar
kelompok. Dengan belajar kelompok kita dapat berbagi dengan teman yang lain dalam
memecahkan soal dan saling menguatkan motivasi belajar. Ketujuh, biasakan
bersikap jujur dan sportif. Tidak mengherankan jika ada yang melakukan tindakan
tidak terpuji dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Misalnya: memberi bocoran soal atau melakukan kecurangan
saat Ujian Nasional. Kedelapan, hindari belajar pada hari - hari mendekati
Ujian Nasional. Kenapa? karena badan dan pikiran harus rileks, jaga kondisi
tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan beristirahat yang cukup.
Kesembilan, hindari kegiatan yang bisa mengganggu konsentrasi belajar. Untuk sementara
tinggalkan dulu kegiatan / kesenangan / hobi yang bisa mengganggu konsentrasi
belajar. Seperti: bermain game online, bermain play station, chatting di
internet, dan menonton televisi. Semoga tips ini bermanfaat bagi para pembaca. Seperti
moto mengatakan "satu langkah nyata lebih
baik daripada seribu kata"
Harapan saya kedepan untuk pemerintah semoga mutu pendidikan di
Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi dengan memperbaiki segala aspek
pendidikan dengan tidak merugikan satu pihak manapun dengan menindak keras kecurangan –
kecurangan yang menyelimuti dunia pendidikan kita. Dan dengan matang memikirkan
kebijakan – kebijakan yang menyangkut banyak faktor seperti Ujian Nasional ini
karena pendidikan itu menyangkut kecerdasan bersama. Ujian Nasional mungkin alternatif terbaik saat ini dalam penentuan
kelulusan. Tetapi sebaiknya harus ada perbaikan dalam penyelenggaranya karena
memang saat ini sudah sangat buruk untuk kerahasiaan dokumen negara ini.
Mencari alternatif lain juga sangat diperlukan untuk mengganti sistem saat ini.
Ujian Nasional bukanlah suatu alternatif penentuan kelulusan siswa SMP dan SMA
sederajat yang harus dipertahankan dari masa ke masa karena banyak juga dampak
yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini.